Videoconference c. LCD proyektor d. OHP e. Koaksial. 5. Nama perangkat keras yang Di bawah ini merupakan bagian dari motheboard KECUALI. a. Konversikan angka berikut ini ke dalam bilangan biner! (a) 2007 (b) 1729 (c) 45. 11.
Bagaimanateori-teori etika dalam komunikasi dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
Dilansirdari Ensiklopedia, berikut ini merupakan bentuk komunikasi digital, kecuali forum. Baca Juga Raja Mataram Islam yang menciptakan kalender Jawa yang menggunakan perhitungan Komariah (bulan) adalah?
Dilansirdari Ensiklopedia, berikut ini termasuk tuntutan dalam etika publik, kecualiberikut ini termasuk tuntutan dalam etika publik, kecuali diskriminatif. Penjelasan. Kenapa jawabanya bukan A. solidaritas? Nah ini nih masalahnya, setelah saya tadi mencari informasi, ternyata jawaban ini lebih tepat untuk pertanyaan yang lain. Kenapa
DEtika kewargaan digital E Kenegaraan digital Show Answer ---------------------------------------------------------------------------- 7. Pengunaan etika dalam berkomunikasi dalam dunia maya bertujuan untuk . A Menunjukan jati diri sesungguhnya B Untuk menyakinkan lawan chatting C Kewajiban menghormati yang lebih tua
Dilansirdari Ensiklopedia, berikut ini media komunikasi massa, kecuali buletin. Baca Juga Tujuan Pemberontakan PKI 1948 dan 1965 adalah? Leave a Comment Cancel reply
FdjF3. Kewajiban untuk WFH karena pandemi Corona menyebabkan mayoritas meeting dilakukan secara online, namun masih banyak orang yang belum paham etika meeting online. Pada dasarnya, etika yang diperlukan saat meeting online kurang lebih sama dengan meeting biasa. Tantangannya untuk saat ini memang karena diadakan di rumah, mungkin terdapat kesulitan untuk menempatkan diri seperti ketika berada di kantor. Ingin tahu etika meeting online apa saja yang perlu kamu ketahui dan terapkan di pertemuan-pertemuan selanjutnya? Yuk, simak lebih lanjut! Etika Meeting Online © 1. Gunakan pakaian yang tepat Meeting online dengan anggota tim ataupun atasan mengharuskan kamu untuk tetap terlihat profesional. Kamu bisa menggunakan blouse atau atasan yang nyaman, namun terlihat rapi dengan menggunakan bawahan sesuka kamu. Pada dasarnya memang semua ini tergantung budaya perusahaan tempat kamu bekerja, tetapi setidaknya jangan pakai pakaian seperti kutang, setelan olahraga, atau bahkan menggunakan handuk di kepala setelah mandi. 2. Pilih tempat yang sesuai Tak hanya pakaian saja, etika meeting online lainnya yang harus kamu perhatikan juga adalah tempat yang akan menjadi latar belakang video kamu. Usahakan untuk mengikuti meeting di ruang kerja atau satu sudut di kamar kamu. Sebisa mungkin jangan gunakan kamar mandi atau ruang tengah yang ramai dengan anggota keluarga. Selain kurang sopan dan profesional, memilih tempat yang tidak kondusif akan membuat kamu kurang fokus dengan meeting yang sedang diadakan. 3. Hindari makan atau minum Etika meeting online yang harus kamu ikuti selanjutnya adalah jangan makan dan minum di depan kamera, terutama jika sedang ada yang berbicara. Kamu bisa berpaling sedikit atau mematikan kamera dan audio untuk sementara ketika akan menyantap makanan dan minuman. Jika terpaksa harus meeting di jam makan siang, pastikan kamu sudah meminta izin kepada peserta lain untuk mengikuti meeting sambil makan. 4. Mute ketika sedang tidak berbicara Nah, etika meeting online yang satu ini terkadang mudah dilupakan oleh banyak orang. Ketika sedang ada yang berbicara atau bahkan memberikan presentasi, pastikan bahwa pengaturan microphone kamu sedang dalam keadaan mute. Jika tidak, noise atau bahkan suara di latar belakang kamu dapat mengganggu peserta meeting yang lainnya. 5. Jangan terlambat datang ke meeting Meskipun diadakan secara online, terlambat datang akan membuat kamu terlihat kurang profesional dan tidak menghargai waktu orang yang mengadakan meeting. Pastikan untuk mencatat jadwal dan mempersiapkan diri 5-10 menit sebelum meeting agar dapat masuk ke conference room tepat waktu. 6. Perhatikan isi meeting Etika meeting online lainnya yang perlu kamu terapkan adalah usahakan untuk benar-benar memperhatikan ketika meeting sedang berlangsung. Usahakan untuk tidak memainkan gadget atau melakukan kegiatan lain saat sedang meeting, agar menghargai orang yang mengadakan meeting dan juga peserta lainnya. Menyelesaikan pekerjaan lain sembari ikut meeting pun sangat tidak disaranakan. Pasalnya, kamu harus bersikap profesional dan sopan layaknya ketika sedang meeting di kantor seperti biasa. 7. Jangan memotong pembicaraan Seperti yang sudah diketahui, menyela atau memotong pembicaraan merupakan hal yang tidak sopan. Jadi, usahakan untuk memikirkan etika meeting online dan tidak memotong pembicaraan orang lain ketika sedang berada di dalam meeting, ya. Kamu bisa menunggu orang yang berbicara menyelesaikan omongannya, atau kamu juga bisa menggunakan fitur “Raise Hand” seperti yang ada di Google Hangouts. Tak hanya agar sopan dan tetap profesional, menunggu giliran dan tidak menyela setiap omongan orang juga dapat membuat meeting lebih kondusif. 8. Kurangi gerakan tubuh Etika berikutnya yang harus kamu patuhi saat menjalankan meeting online adalah untuk mengurangi gerakan tubuh. Selain kurang sopan, terlalu banyak bergerak akan mempersulit webcam untuk menangkap gambarmu. Hasilnya, kamu malah tampak kabur atau bahkan terputus-putus bagi orang lain yang berada di dalam meeting. Maka dari itu, coba kurangi gerakan tubuh selama meeting berjalan. Pertahankan kontak mata dengan kamera dan cobalah untuk lebih terlibat dalam rapat. 9. Umumkan bahwa kamu sedang meeting Selama meeting online, tentunya atasan atau rekan kerja yang sedang presentasi menginginkan perhatian menyeluruh darimu. Bahkan, tak jarang ada beberapa hal yang benar-benar harus kamu catat dan pelajari dari pemaparan dalam rapat tersebut. Nah, agar kamu bisa tetap fokus, jangan sampai ada notifikasi mengganggu dari rekan kerja lain. Umumkan dalam profil chat kantor bahwa kamu sedang dalam meeting, sesuai ujaran Fireflies. Dengan itu, kamu bisa menyimak presentasi dalam rapat tanpa terganggu chat atau telpon dari rekan kerja lainnya. 10. Bicara secara perlahan Etika terakhir yang harus kamu ingat saat meeting online adalah untuk selalu bicara secara perlahan. Mengapa demikian? Sebab, tak semua peserta memiliki jaringan internet yang kuat di rumahnya. Bisa-bisa, koneksi mereka sedang tidak baik sehingga pembicaraanmu kurang terdengar dengan baik. Tak hanya itu, etika ini juga penting apabila kamu sedang meeting menggunakan bahasa Inggris. Baiknya kamu berbicara secara perlahan karena tak semua peserta dapat memahaminya dengan baik. Maka dari itu, cobalah untuk bicara pelan-pelan. Hormati orang lain dan topik yang kamu bahas. Bila kamu berbicara terlalu cepat, siapa yang akan memahami pembahasanmu dengan saksama? Nah, itu dia sepuluh etika meeting online yang wajib kamu perhatikan dan ingat-ingat ketika sedang melakukan meeting dengan tim ataupun atasan. Kamu juga bisa menggunakan etika meeting di atas untuk melakukan interview online, loh. Jika belum mendapat panggilan interview lagi, kamu masih bisa mencari pekerjaan di berbagai macam bidang di Glints, kok. Tunggu apalagi? Segera sign up dan dapatkan pekerjaan impianmu! 22 Online Meeting Etiquette Rules That Must Be Followed For the Sake of Everyone
Berinteraksi melalui internet menjadi bagian dari perkembangan teknologi komunikasi bagi masyarakat terutama pengguna jejaringnya. Teknologi komunikasi yang digunakan untuk saling mengeksplorasi dan membagikan berbagai aktivitas keseharian di Media DigitalSaat ini model komunikasi di media digital menjadi tren baru dalam masyarakat seiring berkembangnya situs media sosial di internet seperti facebook, instagram, twitter, youtube dan media sosial lainnya. Dan berdasarkan data yang ada, sebagian besar masyarakat Indonesia mengakses internet untuk berkomunikasi dan mengakses media sosial. Jarang sekali yang mengakses atau mengunduh informasi penting dari pengguna internet terutama pemakai internet dipungkiri, awalnya saya juga menggunakan internet di smartphone hanya untuk mengakses media sosial. Konsekuensinya saya lebih banyak hanyut di beranda media sosial. Dulu semua tampak menyenangkan, tetapi kini saya mulai jengah dengan interaksi pengguna media sosial yang berseliweran di halaman media sosial milik perkembangan dunia politik yang sedang marak di negeri ini, bermunculan pengguna di media digital yang acuh dengan etika berkomunikasi. Hal tersebut membuat saya malas untuk membuka media sosial yang dahulu selalu dibuka, bahkan salah satu media sosial kini perlahan mulai saya prilaku individu dalam kehidupan bermasyarakat erat kaitannya dengan aturan, nilai dan pedoman yang berlaku. Begitu pula dengan tata cara berkomunikasi, semestinya semua orang mengedepankan etika berkomunikasi di dunia digital atau yang bisa kita sebut merupakan pertimbangan atau perhatian terhadap tingkah laku manusia dalam mengambil keputusan moral. Etika merupakan rasio atau akal budi manusia yang objektivitas terhadap penilaian benar atau salahnya tingkah laku seseorang kepada orang lain. - SpillaneBerbicara mengenai etika dalam komunikasi di dunia digital, Hari Rabu lalu tanggal 11 November 2020, Siberkreasi mengadakan webinar Training Asah Digital dengan tema Mempraktikkan Interaksi Online Yang sendiri yaitu gerakan nasional untuk menanggulangi ancaman potensi bahaya seperti penyebaran konten negatif melalui internet seperti hoax, cyberbullying dan online radicalism. Etika Berkomunikasi dan Berinteraksi di Media Digital Seperti yang telah saya bicarakan sebelumnya, karena situasi di beranda media sosial kini tidak se-asyik dahulu, saya memilih menjauh dari salah satu media sosial. Seandainya media sosial bisa seperti dahulu, tempat bersilaturahmi, berkomunikasi dan berdiskusi, barangkali saya masih senang scrolling di media sosial tersebut. Jika saja semua pengguna internet bisa saling berinteraksi dengan positif, semua akan merasa damai, bukan?Ya, seandainya semua pengguna internet bisa memperhatikan etika saat berkomunikasi dan berinteraksi di media bagaimana caranya mempraktikkan interaksi yang positif? Menurut MC AMMHO yang menjadi pembicara webinar yang kemarin saya ikuti, cara paling mudah untuk mempraktikkan interaksi online yang positif, yaitu memiliki rasa empati saat pentingnya praktik diskusi online untuk memahami, membantu orang lain dan menjalin hubungan, diperlukan rasa empati dalam berinteraksi. Karena memiliki rasa empati itu penting saat berkomunikasi di media digital. Empati sendiri merupakan kemampuan seseorang untuk mengenali, memahami dan berbagi rasa dengan makhluk lain. Sikap empati tidak bisa muncul dengan instan. Pengalaman hidup, emosi, lingkungan dapat berpengaruh mengubah sikap empati seseorang. Cara untuk menumbuhkan rasa empati saat berinteraksi di media digital yaitu 1. Kenali audiensSetiap media sosial memiliki karakteristik masing-masing. Kewajiban kita untuk mengenali audiens dianggap bisa melakukan interaksi lebih Tempatkan diri kita di posisi orang pepatah yang mengatakan, berjalanlah satu mil dalam sepatu orang lain sebelum kita mengkritiknya. Menempatkan diri di posisi orang lain dan memahami apa yang dirasakan orang lain, bisa membuat kita mengerti alasan orang tersebut melakuka hal yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. 3. Perlakukan semua orang sama, memiliki kepentingan yang sama dalam menggunakan media kita dalam berkomuikasi di internet adalah sama-sama manusia maka standar komunikasi yang kita lakukan dalam keseharian mestinya sama sebagaimana kita lakukan di dunia nyata. Etika berkomunikasi seperti penggunaan bahasa, struktur kalimat dan norma lainnya seharusnya sama seperti yang kita lakukan saat berinteraksi di dunia merupakan bentuk komunikasi dua arah. Agar bisa berempati dengan baik, sebaiknya kita bersikap terbuka pada orang lain. Keterbukaan tidak terbatas pada kemauan untuk memulai atau terlibat dalam pembicaraan, tetapi juga membuka diri secara emosional dengan orang lain. Namun terbuka itu bukan berarti kita harus menceritakan kisah hidup kita pada orang lain, selektiflah memilih apa saja yang bisa kita bagikan dan apa saja yang harus kita simpan Peka terhadap lingkunganUntuk membangun empati kepada orang lain, peka terhadap lingkungan merupakan hal penting yang harus dilakukan. Dengan peka terhadap lingkungan, kita akan sadar ketika terjadi sesuatu dan lebih peka mengenai tindakan yang akan diambil menyikapi perubahan Netiket di Media DigitalBerinteraksi di dunia digital tentu saja berbeda dibandingkan dengan di dunia nyata. Jika secara offline atau tatap muka kita bisa melihat ekspresi wajah, gestur tubuh dan intonasi berbicara, tidak begitu halnya ketika kita berinteraksi di dunia tidak bisa melihat, mendengar atau merasakan langsung ketika berinteraksi di media sosial. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam berkomunikasi secara melukai perasaan orang lain dengan berkomentar yang bijak, bersikap saling membangun bukannya mengirim komentar yang bernada menyerang. Berikut ini aturan inti netiket yang perlu diperhatikan yaituSebaiknya tidak mengetik pesan dengan menggunakan huruf kapital semua. Meskipun hanya pesan singkat, jika ditulis dengan huruf besar, sama artinya kita sedang berteriak. Kecuali memang kita menginginkan pembaca mengetahui jika kita memang hendak menegaskan. Ingatlah jika tidak semua orang mengetahui isi hati mengirim postingan apapun yang tidak layak dikatakan pada orang lain. Internet bukan tempat untuk mencari pertengkaran. Di sana tempat orang mencari informasi yang aturan seperti di kehidupan nyata. Bersikap dan bertindaklah sesuai etika dan jangan buru-buru menyimpulkan sesuatu. Pengguna internet berasal dari segala penjuru negeri dan memiliki pandangan terhadap sesuatu yang berbeda. Bersikaplah secara terbuka dan dengarkan orang lain dengan penting lainnya yang perlu diingat saat berkomunikasi dan berinteraksi di media digital yaitu selalu perhatikan etika. Netiket sendiri berbeda di setiap daerah. Tidak semua orang mengikuti aturan yang sama. Jadi bersikaplah terbuka dan tetap berbicara kritis untuk negatif yang sering kita temui di internet adalah cyberbully, pembuat onar, penipu atau bahkan predator. Semuanya itu memiliki ciri yang bisa kita umum pembuat onar di media digital atau yang dikenal sebagai troll yaitu selalu memposting komentar negatif, menyalin dan menempel banyak teks dan tidak pernah mencoba mengakhiri percakapan secara sendiri bisa dilihat dari ciri-cirinya yaitu mereka yang mudah marah, biasanya melakukan kekerasan dengan kata-kata dan tindakan, sering mencela dan melecehkan orang internet lainnya yang bisa mengganggu interaksi di media digital yaitu predator. Mereka yang disebut predator yaitu yang selalu memainkan peran seolah-olah menjadi korban. Berpura-pura bahwa mereka membutuhkan bantuan kita dengan dalih ingin mendapatkan kepercayaan. Selain itu, predator sering kali memisahkan diri dari orang yang kita tidak hanya beraksi di dunia nyata, di media digital pun kita bisa menemukan penipu. Biasanya mereka fokus untuk mendapatkan uang kita daripada memberikan informasi yang terperinci. Mereka tidak transparan dan tidak benar-benar menjawab pertanyaan. Selain itu, ciri-ciri umum penipu yaitu mengusulkan produk/usaha yang terlalu kita dihadapkan oleh situasi yang tidak kita prediksi sebelumnya. Situasi yang ingin kita hindari demi keselamatan diri. Lalu bagaimana agar bisa terlepas dari percakapan atau situasi yang berbahaya?Dampak buruk dalam menghadapi situasi yang berbahaya di media digital tentunya sebisa mungkin kita hindari. Itulah mengapa mempelajari netiket merupakan hal yang penting. Terlebih di era digital seperti sekarang ini, di saat komunikasi begitu masif dilakukan melalui teknologi internet. Mengingat cara berinteraksi di internet tidak berbeda dengan interaksi di dunia maya, oleh karenanya kita harus mempraktikkan etika berkomunikasi di media digital Salam takzim
Oleh Dra Paula Tjatoerwidya Anggarina, MM SIAPAKAH yang tidak mengenal sosok RA Kartini, yang hari kelahirannya setiap tanggal 21 April diperingati oleh masyarakat Indonesia?Diangkatnya RA Kartini sebagai pahlawan Nasional tidak lepas dari perjuangannya dalam menegakkan emansipasi yang disuarakan melalui surat kepada para sahabatnya di Eropa. Kartini mengemas dan merangkai tulisan dalam suratnya untuk menyuarakan segala hal yang dia rasakan, tidak hanya menyangkut dirinya, melainkan juga kondisi sosial budaya masyarakat. Kartini berusaha mengangkat derajat kaum perempuan yang belum mendapatkan pendidikan, tradisi pingitan bagi perempuan, poligami dan adat-adat pribumi yang dianggap merugikan posisi perempuan. Kumpulan surat yang dikirimkan Kartini untuk melancarkan kritik, menjadi rekaman pemikiran dan gagasan yang dianggap luar biasa. Menyuarakan pemikiran, pandangan, tanggapan dan lainnya sebagai ungkapan hati melalui surat, sudah menjadi tradisi sejak dulu. Seorang Kartini mengungkapkan isi hatinya melalui surat, yang kemudian dikumpulkan dan dijadikan sebuah buku berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang." Bagaimanakah dengan media komunikasi jaman sekarang, apakah tradisi berkirim surat tetap masih ada? Berkirim surat jaman sekarang, dapat terkirim dan terbalas dengan sangat cepat, hanya dalam hitungan detik. Jenis media komunikasi dengan sentuhan teknologi modern ini dikenal dengan sebutan electronic mail email atau surat elektronik surel dalam Bahasa Indonesia. Ray Tomlinson-lah sebagai orang pertama yang mengirim email di tahun 1971. Tetapi email mulai mendunia serta banyak digunakan pada tahun 1990-an, setelah internet mampu menghubungkan komputer di seluruh dunia dengan menggunakan jaringan telepon 2020. Selain berkomunikasi melalui email, terdapat media komunikasi lain yang sangat populer dan fenomenal. Komunikasi model baru ini dikenal dengan istilah media sosial, yang sejarahnya bermula pada akhir abad ke-19 2019. Secara karakteristik, media ini sangat berbeda dengan media lama. Pada media lama, interaktivitas tidak terjalin dan gap diantara pengirim dan penerima pesan sangat terlihat. Sebaliknya, media baru membawa potensi hubungan yang interaktif diantara pengguna serta membangun hubungan yang setara antara pengirim dan penerima pesan. Masyarakat dapat segera memberikan opini dan reaksi sesaat setelah kejadian berlangsung, terlepas itu opini positif maupun negatif, serta berita dan informasi yang begitu cepat menyebar dan sangat mudah didapat. Dengan kepopuleran media sosial sebagai media komunikasi, pengguna media sosial khususnya masyarakat Indonesia, dibuat terkejut dengan adanya pemberitaan yang mengatakan bahwa Netizen Indonesia Paling Tidak Sopan se-Asia Tenggara. Survei ini mencakup responden remaja dan dewasa, menghasilkan tingkat paling tinggi adalah hoaks dan penipuan, disusul ujaran kebencian, dan yang terakhir diskriminasi. Riset yang dirilis oleh Microsoft menunjukkan bahwa tingkat kesopanan netizen Indonesia memburuk 2021. Terlepas dari pro dan kontra terhadap hasil riset ini, perlulah bagi para pengguna media sosial berkaca dan instrospeksi diri, apakah benar ungkapan yang disampaikan, memang tidak sopan, dalam arti mengabaikan penggunaan bahasa yang santun serta mengabaikan etika? Jika melihat sejarah Kartini dalam berkomunikasi, surat-suratnya dikemas dan dirangkai dengan memperhatikan bahasa dalam susunan kata dan kalimatnya. Dapat disimpulkan bahwa goresan tulisan Kartini sangat santun dan memperhatikan etika, terlebih Kartini adalah seorang keturunan bangsawan telah menjadi besar dan terkenal dengan rekam jejak positif. Hal inilah yang seharusnya dapat menjadi cerminan bagi generasi jaman sekarang untuk mengekspresikan kebebasan yang disuarakan oleh seorang Kartini dengan tidak kebablasan. Istilah media sosial tersusun dari dua kata, yakni "media" dan "sosial". "Media" diartikan sebagai alat komunikasi Laughey, 2007; McQuail, 2003. Adapun "sosial" diartikan sebagai kenyataan sosial di mana setiap individu melakukan aksi yang memberikan kontribusi kepada masyarakat. Pernyataan ini menegaskan bahwa media dan semua perangkat lunak merupakan "sosial" atau dalam makna keduanya merupakan produk dari proses sosial Durkheim dalam Fuchs, 2014. Jadi media sosial adalah alat komunikasi dalam proses sosial yang merupakan platform online untuk membangun jaringan atau hubungan sosial dengan orang lain yang memiliki minat, aktivitas, latar belakang, atau koneksi kehidupan nyata atau pribadi yang serupa. Media sosial menjadi fenomena media yang digemari masyarakat dunia. Tercatat lebih dari 4,2 miliar manusia di bumi adalah pengguna media sosial 2021. Artinya 50 persen lebih dari total populasi penduduk dunia yang berjumlah 7,83 miliar, adalah pengguna aktif media sosial. Indonesia sendiri, memiliki 170 juta pengguna media sosial dari total 274,9 juta penduduk Indonesia. Didominasi generasi Y serta Z, rentang usia 25-34 tahun, para kalangan muda ini lebih menyukai WhatsApp, Facebook, Instagram, Tiktok, dan Twitter 2021. Sudah merupakan suatu keniscayaan bahwa media sosial adalah media komunikasi yang sangat fenomenal saat ini. Kemajuan teknologi komunikasi di era digital, memberi dampak luar biasa dalam kehidupan masyarakat, terlebih lagi di saat pandemi Covid-19 melanda. Akan tetapi, keberadaan media sosial sebagai media komunikasi, perlu juga diwaspadai. Seperti tertulis di pada peringatan Hari Media Sosial Nasional, 10 Juni 2020, bahwa media sosial punya sisi paradoks memberi manfaat positif sekaligus berdampak negatif. Pada saat pandemi Covid-19, hoaks bertebaran di media sosial. Namun di kanal ini pula, publik menemukan banyak hal menarik dan inspiratif. Perkembangan proses berkomunikasi di media sosial, belakangan mengarah pada proses komunikasi yang menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat dan merugikan pihak tertentu. Tren yang berkembang terlihat dengan begitu mudah orang menumpahkan amarah tanpa memikirkan perasaan orang lain, caci maki atau cyber bullying, saling menghujat, saling mencela, penyumbang pecahnya konflik, memojokkan dan menghakimi orang lain. Tidak terbatas pada masalah politik dan sosial, juga masalah agama, SARA, bahkan masalah pribadi sekalipun turut meramaikan ruang di media sosial. Tampak jelas, telah terjadi krisis etika dalam berkomunikasi melalui media sosial. Seluruh pihak pasti sepakat bahwa proses berkomunikasi pada level manapun tak mungkin berjalan tanpa etika. Tanpa dilandasi etika, praktik bermedia akan mengarah pada kekacauan dan akhirnya masyarakat yang akan menanggung kerugian paling besar. Media yang seharusnya membantu masyarakat memahami persoalan sosial politik secara jernih dan obyektif, justru jadi ajang persitegangan dan perseteruan tak berujung Sudibyo, 2016. Seperti dikatakan Baihaki 2016 bahwa bangsa Indonesia saat ini berada dalam kelimpahruahan informasi, tetapi kualitas literasinya atau melek media, terutama media sosial masih rendah. Media sosial sebaiknya dapat menjadi wadah proses dialog yang sehat dalam berkomunikasi agar terwujud harmonisasi, memberikan ruang untuk meningkatkan kesejahteraan sebuah komunitas sekaligus menjadi platform diseminasi gagasan secara rasional dan menyejukkan. Contohlah seorang Kartini yang mampu menuangkan tulisan dengan penggunaan bahasa yang santun dan beretika untuk memberi pengaruh besar dan positif bagi masyarakat dan bangsa Indonesia. Patutlah kita menirunya, terutama saat menuangkan tulisan untuk berkomunikasi di media sosial. Pada prinsipnya, praktik berkomunikasi di ruang publik dibutuhkan kemampuan pengendalian diri, kedewasaan dalam bersikap, serta tanggung jawab atas setiap ucapan yang hendak atau sedang disampaikan karena rekam jejak para pengguna media sosial, baik itu positif atau negatif tidak akan pernah hilang. Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, tularkan seluas-luasnya komunikasi yang sehat agar menjadikan masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang sopan. Jokowi berpesan dalam acara dialog Presiden bersama Konten Creator XYZ 2018 di Istana Bogor, "Media yang kita pakai, isilah dengan optimisme. Jangan isi yang hoaks, fitnah, atau saling mencemooh. Itu harus ditinggalkan untuk melompat ke arah yang lebih baik." Dra Paula Tjatoerwidya Anggarina, MMKepala Humas Untar dan Dosen FEB Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Rapuhnya Etika komunikasi dalam Dunia virtual, bagaimana Komunikasi merespon ini? Oleh Hajir Muhammad NurEtika Komunikasi. Etika merupakan seperangkat norma, aturan, atau pedoman yang mengatur segala perilaku manusia, baik yang harus dilakukan dan yang harus ditinggalkan, yang dianut oleh sekelompok masyarakat. Sedangkan yang dimaksud dengan komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan atau berita yang dimaksud dapat dipahami. Etika komunikasi dapat diartikan sebagai norma, nilai, atau ukuran tingkah laku baik dalam kegiatan komunikasi dalam suatu masyarakat. Melihat Realitas Sosial yang terjadi saat ini kurangnya penerapan etika yang baik dalam lingkup interaksi keluarga sebagai tempat utama mendidik Anak-anak untuk membangun komunikasi yang yang sejalan agar terciptanya etika yang selaras. Keluarga merupakan pondasi utama tempat pembelajaran etika untuk nantinya Anak akan memahami tindakan dan interaksi apa yang mereka ambil. Realisasi etika ini juga sangat buruk dalam interaksi sosial media dimana banyaknya kasus cyber bullying yang terjadi dimana pelaku utamanya adalah Remaja. Media Sosial yang paling banyak terjadinya cyberbullying adalah Platform Instagram dan yang terendah adalah Pengguna Twitter berikut datanya. Liputan6 Berawal dari Bullying ini menjadi pemicu terjadinya tekanan batin bagi pelaku, Hingga timbul rasa membalaskan tindakan yang sama hingga tak jarang merenggut korban jiwa. Lantas apakah sosial media kita Saat ini sudah aman bagi kita dan orang sekitar?. Tentu jawaban tindakan ini diawali atas azas kesadaran diri pribadi. Mari sejenak kita melihat sejarah jejaring sosial media berkembang - 1997 munculnya sebagai jejaring sosial media pertama di 1999 - 2000 munculnya lunarstrom dan live journal dan cyword dengan sistem informasi 2003 muncul jejaring sosial media yang beragam seperti Flikr berbagi foto YouTube berbagai video 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Seperti halnya meeting atau wawancara virtual, ada beberapa etika yang perlu dipatuhi peserta dalam webinar. Aturan-aturan tak tertulis ini diperlukan agar alur komunikasi dan materi dalam kelas dapat disampaikan dengan baik. Sejatinya, etika dalam webinar tidak jauh berbeda dengan yang berlaku pada sebuah seminar atau grup diskusi. Namun, terdapat beberapa perbedaan untuk mengakomodasi penggunaan media online. Nah, agar kamu bisa serap semua pelajaran dengan efektif, berikut adalah lima etika khusus peserta saat webinar sedang berlangsung. 1. Datang tepat waktu © Nah, aturan pertama ini sifatnya cukup penting. Pasalnya, jika datang terlambat, kamu bisa ketinggalan berbagai materi atau informasi yang penting. Tak hanya itu, datang tepat waktu merupakan bentuk sikap disiplin dan hormat yang patut ditunjukkan oleh setiap peserta webinar. Nah, menurut Charlie Morecraft, peserta sebaiknya masuk ke dalam link webinar 5 hingga 7 menit sebelum presentasi dimulai. Dengan melakukan hal ini, kamu bisa terhindar dari berbagai masalah teknis yang dapat membuatmu telat. Datang sebelum acara berlangsung juga dapat memberikanmu waktu untuk mempersiapkan catatan atau pertanyaan khusus. 2. Mematikan mic saat tidak bicara © Melansir Deiville, etika yang kerap dilupakan peserta webinar adalah untuk mematikan mic saat tidak berbicara. Hal satu ini cukup penting. Pasalnya, meskipun tidak berbicara, mic yang menyala akan tetap menyerap suara dari lokasimu. Hasilnya, alur komunikasi dalam webinar terganggu karena adanya noise atau suara berisik dari mic peserta yang menyala. Maka dari itu, saat sedang menyimak materi, mic sebaiknya dibiarkan dalam keadaan mati. Peserta dapat menyalakan mic saat diberikan kesempatan untuk bertanya oleh moderator atau penyelenggara webinar. 3. Aktif mengikuti kegiatan dalam webinar © Terkadang, penyelenggara akan meminta peserta untuk menjawab pertanyaan atau mengisi sebuah polling. Hal tersebut bukan sekadar pengisi waktu. Semua materi yang dilontarkan penyelenggara tentunya dapat menjadi pengetahuan baru bagi peserta. Maka dari itu, etika peserta webinar berikutnya yang wajib diikuti adalah untuk selalu aktif mengikuti kegiatan selama kelas berlangsung. Berikan jawabanmu untuk pertanyaan polling. Tanggapi komentar atau pertanyaan peserta lain. Bahkan, kamu juga bisa sampaikan aspirasi pada penyelenggara mengenai topik yang diminati. 4. Hormati peserta lain dan penyelenggara webinar © Nah, etika satu ini perlu diingat oleh para peserta webinar. Sebab, menunjukkan rasa hormat dan menghargai peserta lain akan memberikan atmosfer kelas yang nyaman dan tertib. Menurut Business, menghormati peserta dan penyelenggara juga tidak sulit, kok. Kamu bisa menunjukkannya dengan melakukan hal-hal berikut ini Tidak menggunakan kolom chat untuk mendiskusikan topik di luar materi webinar. Hindari perdebatan dengan peserta lain ataupun penyelenggara. Webinar adalah ajang untuk belajar, bukan berdebat. Menyalakan face cam saat memberikan tanggapan atau melontarkan pertanyaan. Hargai pendapat serta sudut pandang argumen dari peserta lain dan penyelenggara webinar. 5. Berikan feedback © Etika terakhir yang perlu diikuti peserta webinar adalah untuk memberikan feedback di penghujung acara. Sejatinya, mengetahui pengalaman peserta sangatlah sulit untuk disaring penyelenggara webinar. Nah, maka dari itu, setiap peserta perlu memberikan feedback di akhir kelas. Hal ini tentunya untuk membantu penyelenggara menyempurnakan webinar agar lebih sesuai dengan kebutuhan dan preferensi peserta, sesuai kata Webinars. Itulah kelima etika yang perlu dipatuhi oleh setiap peserta webinar. Intinya, tips-tips di atas dapat membuat acara webinar yang lebih kondusif dan bermanfaat. Maka dari itu, pastikan untuk catat semua tips yang sudah Glints berikan di atas, ya! Nah, untuk tips-tips lainnya, kamu bisa kunjungi Glints Komunitas untuk berdiskusi dengan sesama pengguna Glints yang sebelumnya pernah menjadi peserta webinar. Jika nanti sudah siap, kamu bisa segera ikuti workshop dan webinar yang tersedia di Glints ExpertClass. Di sana, kelas akan dipandu oleh para pakar yang memiliki segudang pengalaman. Menarik bukan? Yuk, kembangkan potensi dirimu bersama Glints dengan daftarkan diri di sini. Webinar Tips for Presenters and Attendees What is Good Webinar Etiquette? 17 Webinar Etiquette Tips for Presenters and Attendees Webinar Etiquette Do’s and Don’ts Webinar Etiquette Webinar Tips For Attendees
berikut ini merupakan etika dalam komunikasi video conference kecuali