Ceritaini hanya karangan fiktif belaka, jika ada kesamaan, Nama(?) *maaf, ini mah sengaja, aku emg pke namkor temen2ku * Karakter(?) *mungkin aja kan?
Ceritaini hanya karangan dan fiktif belaka. Siaftnya hanya untuk menghibur dan memberikan pengalaman lain untuk para pembaca. Laman. Beranda; Rabu, 04 Februari 2015. Rumor Rumah Berhantu part 1 "Tok tok tok" terdengar suara ketukan pintu dari sudut bawah rumah ini. Rumah ini benar-benar menyeramkan.
Suatuhari di padang ilalang nan kering kerontang. Dua bidadari menari-nari mengikuti belaian angin yang menerpa tubuh molek mereka. Selendangnya t
Ceritaini hanya karangan dan fiktif belaka, hanya sebuah imajinasi. Apabila ada kesamaan tokoh dan Ambunten, East Java, Indonesia 69455
RT@Gandawan: Ini cuma cerpen *Cerita Ini Hanya Fiktif Belaka. Jika Ada Kesamaan Nama Tokoh, Tempat Kejadian Ataupun Cerita, Itu Adalah Kebetulan Semata Dan Tidak Ada Unsur Kesengajaan. 04 Aug 2022
TRIBUNNEWSWIKICOM - Meski viral, selama ini, banyak netizen meyakini bahwa kisah horor KKN di Desa Penari, hanya karangan dan fiktif belaka. Nyatanya, kisah horor KKN di Desa Penari ternyata
92Tv. Ini adalah cerita fiksi yang dibuat-buat. Jika ditemukan kesamaan kejadian atau tokoh maka itu adalah kebetulan belaka tanpa ada unsur kesengajaan sama sekali. Cerita ini mengandung opini yang sangat liar, sehingga tidak layak dibaca bagi mereka yang tidak siap menerimanya. *** “Kamu ga buat syair tentang pemilu, Bur? Oh ya, kamu golput kan?” Tanya Fahmi tiba-tiba kepada Burhan yang sedang sibuk dengan hpnya. Burhan hanya menoleh ke arah Fahmi dengan sedikit terkejut. Kemudian wajahnya memperlihatkan ia sedang mencari jawaban untuk pertanyaan temannya itu. Beberapa saat kemudian, ia menjawab dengan satu bait syair dari bahr Mutaqorib. كَفَفْتُ عَنِ الشِعْرِ فِي ذَا المَجَالْ وَكَانَ لِكَلِّ مَقَامٍ مَقَالْ Aku mencukupkan diri dari syair di ranah ini, karena likulli maqomin maqol. Likulli maqomin maqol, adalah pepatah Arab yang maksudnya adalah bahwa setiap kondisi ada sikap atau ucapan yang tepat dengan kondisi tersebut. Seperti jika kita berbicara dengan orang awam, maka tidak bisa kita gunakan istilah-istilah intelek. Begitu juga sebaliknya. Burhan kemudian menambahkan, “Aku lebih memilih diem dan ga ngedukung paslon manapun. Karena menurutku diem, kalem, ga manas-manasin, atau promosi salah satu paslon itu lebih bagus untuk keadaan sekarang. Jadi apa salahnya kalo aku diem aja? Toh diem itu lebih pas dengan kondisi.” Fahmi yang kebetulan pernah belajar Arudh segera menjawab syairnya Burhan, إذَا أَنتَ رُمْتَ نُهُوضَ الشُعُوبِ فَإنَّ سُكُوتَكَ هَذَا مُحَالْ Kalo kamu menginginkan kebangkitan rakyat, maka harusnya sekarang ini mustahil kamu diem apalagi golput. Fahmi pun menambahkan, “Perasaan, kamu sering bilang, pengen ngebangkitin umat’, pengen ngembalikan kejayaan Islam’, atau apalah itu. Lah sekarang ada kesempatan buat itu, kamu malah diem ga bersuara sama sekali, golput lagi. Buktiin kata-katamu, jangan cuma bisa koar-koar doang.” وَلَيسَ سُكُوتِي دَلِيلًا لِعَجْزٍ وَلٰكِن أَرَى عَبَثًا فِي الجِداَلْ Diamku itu bukan berarti aku lemah dan ga ada usaha. Aku cuma ngerasa kalo aku ngomong, bakal jadi debat kusir. “Aku punya cara lain dalam membangkitkan umat dan masyarakat. Bukan lewat, pemilu tapi dengan yang lain. Karena menurutku pemilu ini ga mengubah apa-apa. Aku punya cara sendiri, yang jika itu kusebutkan maka hanya akan berujung pada debat kusir semata.” Burhan menambahkan dengan sedikit serius. Fahmi berpikir sejenak, bukan karena tak menemukan kata-kata yang pas untuk syair balasan. Ia cerna semua kata-kata Burhan sambil menerka-nerka kira-kira seperti apa cara yang dimaksud Burhan. Ia kemudian membalas lagi dengan syair, أَفِضْنِي بِرَأيِكَ مَا قَد كَفَفْتَ فَإنِّي بِرَأيٍ صَحِيحٍ أَنَالْ Coba jelasin caramu membangkitkan umat, yang kamu tahan-tahan. Kalo ada benarnya, aku pasti bakal menerimanya. “Coba jelasin caramu. Aku bukan orang yang keras kepala dan hanya taklid buta. Aku bisa bedain mana yang benar, mana yang salah. Kalo caramu itu ada benarnya, maka insya Allah aku bakal nerima cara tersebut.” Burhan kemudian membetulkan posisi duduknya. Ia bersiap menjelaskan apa yang tergambar di kepalanya secara singkat dan mudah dimengerti. Ia berdeham kecil lalu memulai penjelasannya. “Ibaratnya gini, ada sebuah desa di pelosok yang tak memiliki sumber air bersih. Sumber air bersih dari desa itu, anggaplah jaraknya 5 Km. Nah di desa itu cuma ada dua orang yang punya kendaraan. Yang satu cuma punya motor bak, yang satunya cuma punya mobil bak.” “Nah, penduduk desa kemudian menggaji pemilik motor bak dan mobil bak, untuk ngambilin air dari sumber air yang kemudian air itu ditampung di bak besar di desa. Namun uang penduduk desa itu ga cukup buat menggaji dua orang sekaligus. Akhirnya, penduduk mengadakan voting siapa kira-kira yang cocok untuk menanggung pekerjaan tersebut, apakah pemilik motor bak, ataukah pemilik mobil bak.” “Tunggu dulu,” ujar Fahmi menyela. “Bukannya orang desa itu pada ramah ya? Ga perlu pak gaji segala, mereka pasti mau nolong sesama.” Burhan hanya tertawa, “Anggap aja kaya gitu ceritanya, lagian ini cuma perumpamaan. Nah terus terpilihlah pemilik mobil bak. Namun setelah beberapa bulan bekerja, ternyata pemilik mobil bak ini malas-malasan ngerjainnya. Akhirnya diadakan voting lagi, kira-kira dicopot atau dibiarkan. Pemilik mobil bak tau kalo penduduk mau voting lagi, ia segera mengumumkan maafnya sambil berjanji ga bakal malas-malasan lagi. Pemilik sepeda motor juga memanfaatkan momen itu untuk janji, jika terpilih ga bakal malas-malasan dia.” Fahmi kemudian menyela lagi, “Nah itu ibarat pemilu yang sekarang ini kan?” “Yap, betul. Kemudian ternyata penduduk percaya dengan janji pemilik mobil bak. Namun ternyata janji itu hanyalah janji belaka, dia malah malas-malasan lagi setelah koar-koar. Akhirnya diadakan voting lagi, yang penduduk terbagi menjadi dua kubu besar karena hal itu. Ada yang masih ingin memberi kesempatan pemilik mobil bak, ada yang ingin mengganti dengan pemilik motor bak.” Fahmi kembali menyela, “Nah, berarti kan kalo mau ada perubahan, kita harus ngubah yang bertugas ngambilin air. Ya ga?” Burhan kembali tersenyum, “Haha, dengan mengganti yang bertugas ngambilin air mungkin akan berubah, tapi siapa yang menjamin kalo si pemilik motor bak ga malas-malasan? Lagi pula gimana jika ternyata dari awal penduduklah yang salah? Salah ketika mereka memutuskan untuk menggaji seseorang agar bertugas mengambilkan air. Bagaimana jika mereka salah dalam cara mengambil air dari sumber airnya? Bagaimana jika di awal, mereka gunakan uang mereka untuk membangun saluran air untuk menghubungkan desa dengan sumber mata air? Tentu, tak akan berakhir seperti ini.” “Betul juga tuh, tapi terus gimana membangun saluran air untuk negara ini?” Tanya Fahmi lagi. “Pemilik motor dan mobil bak kan ibarat pemerintah yang bertugas membuat kebijakan dan hukum. Sedangkan jika ada saluran air, ga ada lagi yang bertugas ngambilin air, tapi ada yang bertugas mengoperasikan saluran air. Maka untuk membuat saluran air tinggal kita ubah tugas atau peran dari pemerintah. Dari yang sebelumnya membuat hukum, menjadi hanya menerapkan hukum yang sudah ada. Hukumnya tentu hukum yang benar, yang berasal dari Allah SWT.” Ujar Burhan sembari meninggalkan Fahmi. *** Tulisan ini harusnya kupost sebelum pemilu, tapi tak ada salahnya juga jika kupost sekarang. Ini hanyalah sebuah cerita karangan yang mengandung opini liar penulis. Cerita yang fiksi dari orang kesepian, berharap punya teman yang mampu menjawab syairnya tapi tak kesampaian. والله أعلم بالصواب
Contoh Cerita Fiksi- Suka berkhayal? Bermimpi? Atau kesal dengan segala sesuatu yang terjadi mulai hal remeh temeh sampai hal besar dalam kehidupan? Carilah dalam dunia fiksi. Dunia khayalan dan imajinasi. Tetapi fiksi bukanlah sebuah rekreasi. Fiksi adalah pembelajaran, perenungan, pengambilan kesimpulan dan pada akhirnya, pembaca akan digiring menuju titik tertentu. Sebuah fiksi dapat memiliki dampak besar. Di zaman canggih, manusia dapat memprediksi kejahatan. Tetapi menangkap orang yang masih berniat jahat tapi belum berlaku jahat, apakah itu bijak? Ternyata, secanggihnya manusia, masih salah memprediksi masa depan. Ada yang berniat jahat, ternyata akhirnya tidak jadi melakukan kejahatan. Pada prinsipnya, fiksi adalah cerita khayal dan cerita bebas. Mau nulis horor, kriminal, thriller, sensual, erotis, heroik, puitis, profetik; sah-sah saja tetapi ingat. Ketika karya yang kita tulisan menemukan keberuntungan daen mendunia, jangan sampai tema yang tersampaikan adalah tema negatif. Duh, tidak terbayang apa yang kita tanam’. Meskipun fiksi merupakan cerita khayalan dari penulis, akan tetapi harus menggambarkan sebuah kerealistisan. Nah berikut ini, terdapat contoh cerita fiksi. Yukk, langsung simak ceritanya. Legenda Peri Bulan Yah, namanya Bulan Namira. Ia merupakan seorang anak perempuan yang memiliki paras cantik nan jelita. Ia terlahir bukan dari keluarga yang berlimpah harta, melainkan dari sepasang petani miskin yang tinggal di sebuah pedesaan. Kehidupannya yang sangat miskin tersebut menjadikan keluarganya tak dipandang bahkan tidak ada warga desa yang perduli sama sekali dengan kehidupan pribadi keluarganya. Sayangnya, wajah yang cantik mempesona yang dimilikinya tak membuat ia menjadi seorang gadis atau perempuan yang sempurna. Gadis itu memiliki penyakit kulit yang sangat aneh di sekujur tubuhnya, penyakit tersebut menyebabkan tubuhnya mengeluarkan bau amis yang sangat tidak sedap dan menyengat. Sehingga masyakat yang tinggal di desa itu merasa jijik dan ketakutan ketika melihat Bulan Namira. Warga desa takut akan tertular penyakit seperti yang dialami Bulan Namira. Pada suatu malam yang sangat indah dan sunyi, Bulan Namira bermimpi bertemu dengan seorang pangeran berkuda putih yang mempunyai wajah begitu tampan dan juga sangat ramah dan baik. Ternyata mimpi tersebut terus membayanginya dan ia tidak bisa melupakan mimpi tersebut. Ia selalu memikirkan pangeran tersebut tanpa henti, dan sangat berharap bahwa pangeran berkuda putih hadir di dunia nyata dan menemuinya Karena tidak tahan dengan mimpi yang dialaminya, Bulan Namira pun akhirnya menceritakan mimpinya tersebut kepada sang ibu, dan ia juga mengungkapkan keinginannya untuk bertemu dengan pangeran tampan tersebut dikehidupan nyata. Sang ibu yang mendengar semua ucapan anaknya tersebut, berdiam sejenak. Sang ibu merasa bahwa anaknya tak pantas untuk bertemu pangeran tersebut, dan menasihati anaknya “Sudahlah Bulan anakku sayang, kamu tidak pantas untuk bertemu dengan pangeran kuda putih itu. Lupakan saja khayalanmu yang tak masuk akal itu.” Di malam-malam berikutnya, Bulan terus melamun memandangi langit yang Nampak indah nan mempesona. Langit tersebut ditemani oleh cahaya-cahaya bintang berkilauan yang mengelilingi sang satelit bumi yakni bulan yang tak kalah menawannya. Tiba-tiba munculah lah seorang peri bulan dan berucap kepada Bulan Namira “Hai, Gadis rupawan, aku bisa menyembuhkan penyakit kulit mu ini”. Bulan sontak kaget melihat kedatangan peri yang tak diduganya dan menjawab “Bagaimana caranya peri?”. Kemudian, Peri tersebut mengajak Bulan untuk pergi kesuatu tempat yang sangat indah, dan ditempat itu ada sebuah danau yang airnya sangat jernih tak tercemari apapun. Lalu sang peri memerintahkan Bulan “Berendamlah kamu didalam danau ini, maka kulitmu akan kembali bersih seperti sediakala”. Meskipun Bulan ragu dengan apa yang diucapkab peri tersebut, akhirnya Bulan pun mengikuti perkataan sang peri untuk berendam didalam danau tersebut, dan ternyata benar apa yang dikatakan oleh peri bulan itu, bahwa kulit Bulan kembali seperti sediakala. Bulan Namira pun bahagia sekali bisa menghilangkan penyakit yang selama ini menimpanya. Penutup Bagaimana? Cerita yang cukup menarik bukan? Nah, anda juga bisa membaca contoh cerita fiksi yang lain yang juga keren dan menarik selain cerita fiksi di atas. Bahkan, anda juga bisa membuat karya atau tulisan contoh cerita fiksi jika anda tertarik. Sampai berjumpa kembali di pembahasan yang lain. Semangat berkarya!! Originally posted 2020-05-04 224726.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Tentang sebuah pagi yang masih berbenah pada suatu hari di bibir pantai. Aromanya amis dibawa ombak dan angin laut. Mungkin sumbernya dari perahu yang telah ditambatkan oleh orang-orang dini hari tadi. Mungkin pula dari orang-orang itu sendiri yang telah kembali dari perantauan beberapa ini hanyalah fiktif belaka. Tentang embun yang masih kerasan menempel pada rerumputan liar di tepi pantai. Dan di bawah pohon nyiur, tak jauh dari pantai itu, aku lihat kilauan jutaan pasir yang tertatap mentari, terinjak dan tak perduli oleh kaki-kaki yang tergopoh menjemput rezeki. Mereka para nelayan. Manusia-manusia perahu yang nyaris hidupnya dihabiskan di tengah gelombang. Berteman badai, bersahabat prahara. Mempertaruhkan nyawa demi anak istri dan orang-orang yang butuh ikan. Cerita ini bukan fiktif. Tentang mimpinya yang biasa suram. Tentang nasibnya yang terkadang abai. Tentang hidupnya yang seringkali 1 Juni 2020 Lihat Puisi Selengkapnya
11 Juli 2022 cerita 312 Views Hallo teman-teman ku yang saya sayangi dan yang saya bangga kan…, Saya hanya membawa Cerita Ini Hanya Fiktif Belaka’., akan tetapi jangan salah penafsiran dulu kalian..! Kenapa begitu? Karena disini saya akan membuat cerita ini se ekstrem mungkin, biar kalian para pembaca bisa terkikik geli saat membaca. OKEE…Tanpa basa-basi langsung saja ke ABSURD…^_^ Di lorong rumah sakit yang sangat sepi Cerry menangis tersedu-sedu dalam keadaan sendirian. Cerry sangat bersedih atas keputusannya tadi saat meninggalkan Ergon..Pacar Cerry. Sesudah perdebatan besar tadi Cerry langsung meninggalkan kafe itu tempat makan malam mereka. Setelah itu Ergon tidak langsung pulang kerumah, melainkan menuju balapan liar… Maka dari itu sekarang Cerry berada. Saat ini keadaan Ergon lumayan sudah agak membaik, hanya cedera kepala ringan dan beret-beret sedikit bagian lengan dan kaki. Melihat keadaan Ergon yang seperti itu, membuat Cerry malas masuk ruangan itu, Cerry hanya melihat dari luar pintu kaca rumah sakit depan kamar inap Ergon. Tiba-Tiba Cerry teringat akan sesuatu… Setelah sampai rumah, Cerry langsung menuju kamar mandi membersihkan sisa-sisa kecapekan tadi. Setelah 30 menit sudah Cerry keluar dari kamar mandi, langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur empuk nya. 1 jam sudah tidur nyenyak, Cerry di bangun kan oleh suara bising di dalam telinga nya. Suara meminta tolong…? Ingin melanjutkan tidurnya, tetapi suara itu semakin menjadi-jadi, langsung saja Cerry bergegas bangun mencari sumber suara dari instingnya. Cerita Ini Hanya Fiktif Belaka Berjalan 200 m sudah, akhirnya Cerry menemukan titik temu suara itu, disana ada seorang anak remaja sebaya sedang di ganggu oleh seorang 3 preman. Cerry pun langsung bergegas berlari memukul tengkuk ketiga preman tersebut secepat kilat..sat set wat wet…Semua langsung tepar. Melihat itu, si cewek langsung kaget melihat kekuatan Cerry yang super mantap. Setelah berbincang bincang lama akhirnya Cerry mengantarkan pulang si cewek itu, jaga-jaga jika ada yang berniat jahat lagi. 1 minggu setelah kejadian malam itu, Cerry belum tahu dan belum menghubungi atau sekedar menanyakan kabar Ergon. Cerry lebih pusing sendiri dengan masalah hidupnya, semenjak bisa mendengar suara-suara Cerry menjadi tidak bisa tidur nyenyak setiap harinya. Tiba-tiba Cerry merasakan hawa-hawa Ergon akan datang..Kenapa sekarang ia menjadi manusia seperti paranormal sih..!!.-batinnya- Banyak keberkahan jika sobat ambyar mampir Check Also Cerita Tentang Hobi Membaca Hayyo sekarang kaum-kaum milenial paling malas yaa jika baca membaca atau literasi kurang, sebenarnya mudah …
Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan. Kita pasti sering membaca tulisan ini ketika sedang menyaksilan film ataupun membaca sebuah buku. Kalau saya pribadi, sering banget membaca tulisan ini saat sedang menonton FTV film televisi. Dan tahu nggak? Ternyata justru ceritanya mirip plek mirip banget -cuma settingnya beda negara aja- sama film buatan negeri paman Sam atau negeri asalnya teh ginseng. Kenapa saya bisa tahu? Karena saya lebih dulu nonton film aslinya.. Tapi lagi-lagi karena tulisan kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tak ada unsur kesengajaan’ itu yang bikin film televisi ini masuk kategori aman’. Kalau saya suka sama akting pemainnya, maka saya terusin nontonnya. Kalau nggak, ya saya matiin aja TV-nya atau ganti channel yang lain. Gimana nggak? Lima belas menit pertama aja saya udah tahu jalan ceritanya. Pasti nanti ini akan begini lalu begitu kemudian seperti itu. Dan endingnya bakalan gini. Iya. Saya pakai feeling saya dan juga ingatan terakhir saya atas film yang jadi acuan si produser FTV ini bikin film. Jadi, kesannya saya tetep memaksakan diri nonton itu cuma untuk memastikan bahwa endingnya seperti dugaan saya. Dan kebanyakan benar.. 😛 Akhir-akhir ini, nggak cuma FTV yang punya ide nyaris sama ama film besutan sutradara Hollywood. Kadang-kadang sinetron juga gitu. Udah bukan rahasia lagi kan ya kalau sinetron Candy itu niru abis komik yang dijadikan film CANDY CANDY asal Jepang? Atau Buku Harian Nayla yang nyaris sama banget ama One Litre Of Tears. Daann film televisi serta sinetron yang lain.. Silakan tambahkan sendiri ya.. Nah postingan saya kali ini sebenarnya nggak ada hubungannya sama FTV atau sinetron tadi sih.. *halaagh.. Jadi postingan saya ini sebenarnya tentang kesamaan nama yang saya pakai sebagai tokoh utama dalam cerita yang saya buat. Pertama-tama saya mau minta maaf buat teman-teman yang namanya mungkin pernah saya pakai dengan semena-mena sebagai tokoh dalam FF yang saya buat. Mungkin ada yang sesuai harapan jadi pemeran protagonis dan mungkin juga ada yang jauh dari kepribadian teman-teman -yang namanya saya pakai sebagai tokoh jahat atau psiko antagonis- sekaligus yang pernah membaca postingan saya dan punya nama yang sama. Sekali lagii.. Seperti judul postingan ini. Cerita-cerita flash fiction dalam blog ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, maka itu semua hanya kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan dari penulisnya. Apalagi motif balas dendam.. *eh? 😀 Kenapa saya nulis postingan ini? Karena iseng aja daripada nggak ada bahan tulisan 😛 kalau saya membuat tulisan FF, biasanya saya udah punya konsep dan ide cerita. Alurnya nanti begini.. begini.. dan begini. Cuma yang saya sering kesulitan adalah menentukan nama tokoh cerita saya. Akhirnya saya pun menuliskan saja satu nama yang terlintas di kepala saya. Dan setelah dipublish barulah saya dapat masukan dari beberapa teman yang komentar kalau namanya mirip nama teman-teman saya. Dan saya baru keinget. Eh iya ya? *halaagh 😆 Jadi intinya postingan ini sekaligus permohonan maaf kalau ada teman-teman yang namanya pernah saya pakai secara semena-mena di dalam postingan FF saya ya.. 🙂 Mohon maaf lahir bathin.. 🙂 Oya, bicara nama tokoh cerita. Saya punya beberapa nama tokoh yang sering saya pakai dalam beberapa cerita yang saya buat. Kalau bikin cerita terutama FF dengan karakter yang hampir mirip biasanya saya langsung pakai nama-nama ini. Apalagi kalau deadline-nya mepet dan saya susah cari nama untuk jadi nama tokoh. 1. MAYA. Gadis misterius. Biasanya penyendiri. Saya pertama kali menggunakan nama Maya ini di cerita Mereka Bilang Aku Nggak Waras’. Maya saya gambarkan sebagai perempuan yang diposesifin orang tuanya. Nggak punya temen, dikurung di rumah yang membuatnya jadi pemberontak. Akibat dikurung tadi, ia pun akhirnya lari dari rumah dan pacaran backstreet dengan laki-laki yang nggak kalah misteriusnya. 2. BAGAS. Nama lengkapnya ARYO BAGASKARA. Awal saya pakai nama Bagas ini di sebuah cerita pendek bersambung udah pendek eh bersambung.. P waktu saya rajin nulis di situs perempuan Di sini ceritanya si Bagas ini playboy dan mendua pada dua orang gadis. Pada satu gadis, dia mengaku bernama Bagas sedang kekasihnya yang lain mengenalinya sebagai Yoyok nama panggilan dari kata Aryo. 3. BAYU Tokoh protagonis saya bernama Bayu. Saya menggambarkannya sebagai lelaki yang selalu ada saat dibutuhkan. Bayu yang berarti angin. Selalu membawa kesejukan. Saya menggambarkannya sebagai orang yang tangkas, cepat dan nggak klemek-klemek melempem. Pokoknya tegaslah. 4. RATIH. Tokoh protagonis saya versi perempuan. Biasanya saya memasangkan Bayu dengan Ratih. Termasuk di sebuah cerita novelet iseng yang pernah saya buat. Di sini Ratih digambarkan sebagai perempuan Jawa yang penurut dan penyayang. Sayangnya ia terlalu lemah sehingga seringkali dimanfaatkan teman. Dan selalu menerima segala kondisinya. Kurang bisa memperjuangkan apa yang dimiliki dan diyakininya. Termasuk cintanya. eaaa.. 😀 5. RYAN. Entah mengapa tokoh Ryan selalu jadi tokoh antagonis di cerita saya. *sungkem sama yang punya nama Ryan.. 😀 Pertama kali saya pakai nama Ryan ini di cerita novelet saya. Awalnya Ryan baik, tapi karena ganteng *halagh P* akhirnya dia mendua. Lalu mengkhianati kekasihnya dengan memacari teman baik kekasihnya *spoiler banget D* hingga saking keselnya terbawa emosi saat menulisnya, maka tokoh Ryan ini saya samakan dengan Ryan si Jagal dari Jombang itu. Tapi Ryan di tokoh saya ini Jagal Cinta loh ya *eaaa.. D. Jadi itu alasan saya pakai nama Ryan. 6. HASAN. Hasan adalah tokoh komedi saya yang paling melekat kuat di kepala saya. Orangnya nekad, konyol, naif tapi baik banget. Senang membantu siapa saja. Cuma terkadang dia linglung dan ceroboh. Itu beberapa contohnya. Adakah yang namanya sama dengan namamu? Hehehe Ini cerita saya tentang nama tokoh rekaan saya dan karakter yang mewakili masing-masing pribadi. Kalau kamu, siapakah nama favorit untuk tokohmu? Dan yang nggak kalah penting. Maukah kalian menyumbang satu nama untuk nama tokoh cerita saya berikutnya? Kalau bisa, dengan gambaran fisik atau sifat dan karakternya ya. Makasiiih… 🙂 doc. pribadi. koleksi foto suami saya 😀 Share yuuk!
cerita ini hanya karangan fiktif belaka